Minggu, 18 Desember 2016

RESENSI FILM JOHN PIGLER

RESENSI FILM JOHN PIGLER
Keberlanjutan “Sistem Tanam Paksa” Era Modern di Indoesia
(The New Rulers Of The World)          
   
John Pigler adalah seorang jurnalis asal Australia yang berdomisili di Amerika Serikat. Selain sebagai jurnalis, dia juga memiliki profesi lain yakni sebagai penulis dan juga sebagai seorang sutradara film dokumenter. Sudah banyak karya yang beliau hasilkan dan semua karyanya itu sungguh menginspiratif bagi yang menyimaknya. Salah satu contoh karyanya yakni The New Rulers of The World yang diproduksi pada tahun 2002. Film dokumenter ini adalah salah satu keperihatinan dari dunia yang disampaikan oleh John Pigler. Titik berat keperihatinan dunia yang dimuat dalam film ini yakni mengarah kepada bangsa Indonesia. Beliau mengungkapkan penjajahan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara maju terhadap Indonesia.
            Para penguasa baru dunia adalah terjemahan dari the new rulers of the world. Judul film dokumenter ini memberikan kita pertanyaan, siapa penguasa-penguasa yang dimaksud? John Pigler dalam film dokumenter itu secara jelas menyampaikan bahwa para pengusa yang dimaksud adalah negara-negara yang memegang peran penting dalam perekonomian dunia. Mereka adalah negara-negara maju yang memegang kendali perekonomian dunia. John Pigler menggambarkan dunia yang semakin dijajah dalam secara halus lewat perekonomian.  Negara-negara berkembang dan miskin adalah sasaran utama dari penjajahan tersebut. Dalam kasus ini telah terjadi imperialis kapitalisme. Hal itu dikarenakan negara-negara kaya/memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia dari negara-negara miskin untuk semakin memperkaya diri. Oleh karena itu, John Pigler menyatakan bahwa yang kaya akan semkin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Indonesia adalah salah satu korban yang menjadi imbas dari imperialis kapitalisme tersebut.Namun secara keseluruhan film ini bercerita tentang globalisasi yang didesain agar menguntungkan negara-negara maju dengan tema utama adalah buruh yang dibudakkan serta utang luar negeri. Pilgers menceritakan bahwa inilah era penguasa baru dunia (the new rulers of the world), khususnya pengaruh bagi sebuah negara : Indonesia.Mengenai buruh, Pilgers memaparkan kondisi buruh pabrik di Indonesia yang mengenaskan yang bekerja di perusahaan multinasional (MNC = Multi National Coorporation) seperti Nike, Adidas, GAP, sedangkan disisi lain perusahaan MNC dan distributor di negara-negara maju meraup keuntungan yang sangat besar.Untuk kasus utang luar negeri, John Pilger memaparkan bagaimana utang luar negeri telah menjerat Indonesia menjadi negara penghutang sejak rezim Soeharto. Untuk hal itu, Pilger melakukan wawancara langsung dengan petinggi IMF dan World Bank (WB). Ia mempertanyakan alasan lembaga keuangan tersebut tetap memberikan pinjaman kepada rezim yang jelas korup dan dengan mekanisme yang tidak transparan. Yang jelas dari kebijakan tersebut, World Bank dan negara-negara kreditor mengambil keuntungan yang besar dari mekanisme yang tidak transparan dan cacat hukum tersebut melalui proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan multinasional dari negara-negara asal masing-maisng. Jadi, meskipun Bank Dunia dan negara kreditor memberi pinjaman 100%, namun sebenarnya sebagian besar uang tersebut digunakan untuk membuka lapangan pekerja negara kreditor dan hanya sekitar separuh uang pinjaman tersebut benar-benar masuk ke negara miskin tersebut.Pada pembukaan film dokumenter tersebut, John Pilgers menyajikan sebuah lagu mengenai globalisasi. Inikah makna globalisasi sesungguhnya? Itulah fakta yang terjadi di Indonesia. Dan pada awal tahun 2000-an, terjadi gerakan jutaan manusia menentang globalisasi di berbagai penjuru dunia. Globalisasi yang didengung-dengungkan oleh Amerika dan negara kapitalis liberal bahwa akan membawa kemakmuran bagi umat manusia ternyata mengakibatkan jurang pemisah yang begitu besar antara si kaya dan si miskin.Fakta-fakta tersembunyi globalisasi :·         Sekitar 10% penduduk dunia menikmati dan memiliki 90% kekayaan dunia, sedangkan sisa 90% penduduk dunia harus merebut 10% uang untuk menghidupi keluarganya.
·         Total kekayaan sekelompok kecil orang yang berkuasa ternyata lebih besar dari total kekayaan seluruh penduduk benua Afrika.
·         Seperempat (1/4) kegiatan ekonomi dunia dapat dikuasai hanya dengan 200 perusahaan MNC.
 Banyak pembeli yang tidak menyadari bahwa di jalan-jalan besar atau di supermarket, berbagai produk dengan merek terkenal, mulai sepatu olahraga, kaos hingga pakaian bayi hampir seluruhnya dibuat di negara-negara yang sangat miskin dengan upah buruh yang sangat rendah, nyaris seperti budah. Fakta : Untuk marketing produk Nike, perusahaan membayar pegolf Tiger Woods lebih besar dibandingkan dengan upah seluruh buruh yang membuat produk Nike di Indonesia.Sehingga kita perlu tanyakan kembali, inikah globalisasi yang menjadi harapan masa depan dunia? Ataukah globalisasi hanyalah kedok penguasa saat ini yang menggunakan cara-cara lama yang dulunya dilakukan raja-raja dan sekarang diteruskan oleh (perusahaan) MNC dengan bantuan berbagai lembaga keuangan dunia dan pemeritah (Indonesia) sebagai penopangnya?Itulah penggalan awal sekitar 3 menit film dokumenter John Pilgers sebagai pengantar. Sisanya adalah isi yang sangat menarik kurang lebih 49 menit dengan uraian dan fakta yang mencengangkan. Dari buruk pabrik negar yang kaya dengan sumber daya alam melimpah yang terpaksa bekerja long-shift selama 36 jam di perusahaan rekanan MNC. Ditambah lingkungan kerja yang panas (hingga 40 derajat), dan harus berdiri selama-lama berjam-jam. Dimanakah hati penguasa? Inikah cara menarik investasi asing menurut pemerintah dengan menjadikan pekerja sebagai budak dan memperkaya perusahaan MNC?Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Indonesia kembali dijajah dengan sitem tanam paksa modern yakni dengan perbudakan yang dilakukan oleh negara-negara maju. Tenaga kerja Indonesia yang bekrja diperusahaan asing dikuras tenaganya untuk memproduksi berbagai produk perusahaan asing. Akan tetapi penghasilan yang diterima oleh para tenaga kerja sangat tidak sesuai dengan waktu dan tenaga yang telah mereka sediakan. Coba anda bayangkan, negara dengan sumber daya alam melimpah tetapi tetap saja menjadi negara yang tak pernah maju hanya karena perusahaan asing yang ingin memperkaya diri dengan modus pembukaan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran di Indonesia. Indonesia telah menjadi pengemis di negara sendiri, menjadi peminta-minta  untuk menutupi hutang yang tak akan pernah habis.John Pigler telah membuka wawasan luas bagi kita semua warga negara Indonesia. Coba buka mata, lihatlah situasi negara kita sekarang, dan cobalah untuk merenungkan apakah yang dikatakan beliau dalam analisis  film dokumenternya adalah suatu opini atau fakta? Inilah saatnya kita berbenah untuk kemajuan negara kita Indonesia. Ada banyak opsi cara yang disediakan untuk memperbaiki semua itu. Akan tetapi yang terpenting adalah hindari korupsi, kolusi, dan nepotisme karena kerugian negara terbesar juga disumbang oleh kasus KKN. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar