Minggu, 18 Desember 2016

BANK SENTRAL DI INDONESIA

BANK SENTRAL DI INDONESIA

•> Pengertian Bank Sentral
   Sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut.
•> Tugas Bank Sentral
1. Mengatur peredaran uang,
2. Mengatur perkreditan,
3. Mengatur mata uang agar tetap stabil,
4. Mengatur pengerahan dana-dana,
5. Mengatur perbankan,
6. Mengajukan pencetakan atau penambahan mata uang rupiah,
   dll.
•> Peran Bank Sentral
  
Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan  tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.
Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:
Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi.  Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation targeting framework.
Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II.
Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang  bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.
Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan  melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR,  Bank Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.
•> Fungsi Bank Sentral
*] Fungsi utama : Mengawasi seluruh aktivitas moneter negara Indonesia.
*] Fungsi spesifik
1. Memperlancar lalu lintas pembayaran ( mencetak uang kartal serta menyelenggarakan kliring antara bank hukum )
2. Bank Sentral sebagai Bankir ( memelihara rekening milik pemerintah ,menerima pembayaran pajak ,melakukan jual beli valuta asing dan berbagai transaksi ekonomi lainnya )
3. Bank Sentral sebagai Agen dan Penasehat Pemerintah ( melakukan pengadministrasian dan pengelolaan hutang nasional ,melakukan pembayaran bunga atas hutang negara )
4. Memelihara cadangan devisa negara
5. Memelihara cadangan bank umun
6. Mengawasi berbagai kredit yang ada
7. Mengawasi bank-bank umum
•> Neraca Bank Sentral
1. Kekayaan ( dengan cara menciptakan uang sendiri )
   a. Cadangan
        – Sertifikat emas
        – Special Drawing Right (SDR)
        – Valuta asing
  b. Pinjaman yang diberikan (loans)
        – Penjualan surat berharga
        – Pinjaman langsung dengan jaminan surat janji membayar (advance) oleh bank umum.
  c. Surat
        – Pembelian dari bank umum
        – Pembelian langsung dari masyarakat.
  d. Kekayaan lain ( tanah ,gedung ,dll )
2. Utang
   a. Uang kertas bank
   b. Deposito
   c. Surplus
   d. Lain-lain ,misalnya dari prngeluaran yang belum di bayar.


RESENSI FILM JOHN PIGLER

RESENSI FILM JOHN PIGLER
Keberlanjutan “Sistem Tanam Paksa” Era Modern di Indoesia
(The New Rulers Of The World)          
   
John Pigler adalah seorang jurnalis asal Australia yang berdomisili di Amerika Serikat. Selain sebagai jurnalis, dia juga memiliki profesi lain yakni sebagai penulis dan juga sebagai seorang sutradara film dokumenter. Sudah banyak karya yang beliau hasilkan dan semua karyanya itu sungguh menginspiratif bagi yang menyimaknya. Salah satu contoh karyanya yakni The New Rulers of The World yang diproduksi pada tahun 2002. Film dokumenter ini adalah salah satu keperihatinan dari dunia yang disampaikan oleh John Pigler. Titik berat keperihatinan dunia yang dimuat dalam film ini yakni mengarah kepada bangsa Indonesia. Beliau mengungkapkan penjajahan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara maju terhadap Indonesia.
            Para penguasa baru dunia adalah terjemahan dari the new rulers of the world. Judul film dokumenter ini memberikan kita pertanyaan, siapa penguasa-penguasa yang dimaksud? John Pigler dalam film dokumenter itu secara jelas menyampaikan bahwa para pengusa yang dimaksud adalah negara-negara yang memegang peran penting dalam perekonomian dunia. Mereka adalah negara-negara maju yang memegang kendali perekonomian dunia. John Pigler menggambarkan dunia yang semakin dijajah dalam secara halus lewat perekonomian.  Negara-negara berkembang dan miskin adalah sasaran utama dari penjajahan tersebut. Dalam kasus ini telah terjadi imperialis kapitalisme. Hal itu dikarenakan negara-negara kaya/memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia dari negara-negara miskin untuk semakin memperkaya diri. Oleh karena itu, John Pigler menyatakan bahwa yang kaya akan semkin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Indonesia adalah salah satu korban yang menjadi imbas dari imperialis kapitalisme tersebut.Namun secara keseluruhan film ini bercerita tentang globalisasi yang didesain agar menguntungkan negara-negara maju dengan tema utama adalah buruh yang dibudakkan serta utang luar negeri. Pilgers menceritakan bahwa inilah era penguasa baru dunia (the new rulers of the world), khususnya pengaruh bagi sebuah negara : Indonesia.Mengenai buruh, Pilgers memaparkan kondisi buruh pabrik di Indonesia yang mengenaskan yang bekerja di perusahaan multinasional (MNC = Multi National Coorporation) seperti Nike, Adidas, GAP, sedangkan disisi lain perusahaan MNC dan distributor di negara-negara maju meraup keuntungan yang sangat besar.Untuk kasus utang luar negeri, John Pilger memaparkan bagaimana utang luar negeri telah menjerat Indonesia menjadi negara penghutang sejak rezim Soeharto. Untuk hal itu, Pilger melakukan wawancara langsung dengan petinggi IMF dan World Bank (WB). Ia mempertanyakan alasan lembaga keuangan tersebut tetap memberikan pinjaman kepada rezim yang jelas korup dan dengan mekanisme yang tidak transparan. Yang jelas dari kebijakan tersebut, World Bank dan negara-negara kreditor mengambil keuntungan yang besar dari mekanisme yang tidak transparan dan cacat hukum tersebut melalui proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan multinasional dari negara-negara asal masing-maisng. Jadi, meskipun Bank Dunia dan negara kreditor memberi pinjaman 100%, namun sebenarnya sebagian besar uang tersebut digunakan untuk membuka lapangan pekerja negara kreditor dan hanya sekitar separuh uang pinjaman tersebut benar-benar masuk ke negara miskin tersebut.Pada pembukaan film dokumenter tersebut, John Pilgers menyajikan sebuah lagu mengenai globalisasi. Inikah makna globalisasi sesungguhnya? Itulah fakta yang terjadi di Indonesia. Dan pada awal tahun 2000-an, terjadi gerakan jutaan manusia menentang globalisasi di berbagai penjuru dunia. Globalisasi yang didengung-dengungkan oleh Amerika dan negara kapitalis liberal bahwa akan membawa kemakmuran bagi umat manusia ternyata mengakibatkan jurang pemisah yang begitu besar antara si kaya dan si miskin.Fakta-fakta tersembunyi globalisasi :·         Sekitar 10% penduduk dunia menikmati dan memiliki 90% kekayaan dunia, sedangkan sisa 90% penduduk dunia harus merebut 10% uang untuk menghidupi keluarganya.
·         Total kekayaan sekelompok kecil orang yang berkuasa ternyata lebih besar dari total kekayaan seluruh penduduk benua Afrika.
·         Seperempat (1/4) kegiatan ekonomi dunia dapat dikuasai hanya dengan 200 perusahaan MNC.
 Banyak pembeli yang tidak menyadari bahwa di jalan-jalan besar atau di supermarket, berbagai produk dengan merek terkenal, mulai sepatu olahraga, kaos hingga pakaian bayi hampir seluruhnya dibuat di negara-negara yang sangat miskin dengan upah buruh yang sangat rendah, nyaris seperti budah. Fakta : Untuk marketing produk Nike, perusahaan membayar pegolf Tiger Woods lebih besar dibandingkan dengan upah seluruh buruh yang membuat produk Nike di Indonesia.Sehingga kita perlu tanyakan kembali, inikah globalisasi yang menjadi harapan masa depan dunia? Ataukah globalisasi hanyalah kedok penguasa saat ini yang menggunakan cara-cara lama yang dulunya dilakukan raja-raja dan sekarang diteruskan oleh (perusahaan) MNC dengan bantuan berbagai lembaga keuangan dunia dan pemeritah (Indonesia) sebagai penopangnya?Itulah penggalan awal sekitar 3 menit film dokumenter John Pilgers sebagai pengantar. Sisanya adalah isi yang sangat menarik kurang lebih 49 menit dengan uraian dan fakta yang mencengangkan. Dari buruk pabrik negar yang kaya dengan sumber daya alam melimpah yang terpaksa bekerja long-shift selama 36 jam di perusahaan rekanan MNC. Ditambah lingkungan kerja yang panas (hingga 40 derajat), dan harus berdiri selama-lama berjam-jam. Dimanakah hati penguasa? Inikah cara menarik investasi asing menurut pemerintah dengan menjadikan pekerja sebagai budak dan memperkaya perusahaan MNC?Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Indonesia kembali dijajah dengan sitem tanam paksa modern yakni dengan perbudakan yang dilakukan oleh negara-negara maju. Tenaga kerja Indonesia yang bekrja diperusahaan asing dikuras tenaganya untuk memproduksi berbagai produk perusahaan asing. Akan tetapi penghasilan yang diterima oleh para tenaga kerja sangat tidak sesuai dengan waktu dan tenaga yang telah mereka sediakan. Coba anda bayangkan, negara dengan sumber daya alam melimpah tetapi tetap saja menjadi negara yang tak pernah maju hanya karena perusahaan asing yang ingin memperkaya diri dengan modus pembukaan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran di Indonesia. Indonesia telah menjadi pengemis di negara sendiri, menjadi peminta-minta  untuk menutupi hutang yang tak akan pernah habis.John Pigler telah membuka wawasan luas bagi kita semua warga negara Indonesia. Coba buka mata, lihatlah situasi negara kita sekarang, dan cobalah untuk merenungkan apakah yang dikatakan beliau dalam analisis  film dokumenternya adalah suatu opini atau fakta? Inilah saatnya kita berbenah untuk kemajuan negara kita Indonesia. Ada banyak opsi cara yang disediakan untuk memperbaiki semua itu. Akan tetapi yang terpenting adalah hindari korupsi, kolusi, dan nepotisme karena kerugian negara terbesar juga disumbang oleh kasus KKN.